Selasa, 08 Oktober 2013

judulnya KANGEN

mungkin ini adalah tulisan pertama untuk kamu yang disana, atau mungkin bisa jadi tulisan yang terakhir juga, bisa jadi !!!  sebelumnya gak pernah aku ngerasain hal yang kek gini, rasanya itu udah sampe nyentuh kedasar hati *from a bottom my heart tepatnya. ciyeee.... gak tau juga siii mau gimana lagi, yang pasti cuma bisa diam, tahan hati tuk bilang KANGEEEN, membunuh dengan tega setiap kali rindu itu datang, yaaa... akhirnya aku sendiri yang sengsara. 

tapi apakah aku salah? membiarkan rasa ini perlahan memudar dan akhirnya menghilang *mungkin gak ya? dengan cara diam begini, gak care sama sekali, cuek bangedz, taukah kamu sebenarnya??? setiap waktu harus mikirin kamu, nyeseeek karena rindu ini rasanya gak bisa ditahan lagii. namun aku memilih senyap seperti ini, semoga ini jalan yang terbaik untuk kebaikan kita berdua, terutama yaa... untuk aku lah... 

maaf... rasanya aku begitu tak pantas unutk menyukaimu, maaf jika sikapku melukaimu, membuat dirimu kecewa berulang kali, tak bisa seprti yang dirimu harapkan, sebenarnya aku hanya ingin memuliakanmu, tak ingin membuatmu merasa bersalah dan masih banyak hal lagi yang tak terduga. 

terimakasih atas semuanya, aku bahagia dan bersyukur bisa mengenalmu, dekat denganmu bahkan saat bersamamu adalah hal terindah untukku, walau kadang hanya bisa diam, sesungguhnya aku sangat bahagia, atau mungkin aku kena peyakit disfungsi kepekaan kali ya? (*tepuk dahi lima jari

semoga kamu sehat selalu, bahagia menjali hari-harimu, sukses, tercapai cita2mu, semakin dekat dengan tuhan kita dan mendapatnya pasangan yang benar2 dirimu inginkan bisa membuat dirimu merasa sempurna dan bahagia walau aku menginginkan hal itu (*agh... tak usah berkhayal lagi, sekali lagii aku minta maaf :)

WISUDA




Harus mulai darimana saiia juga gak tau, harus bilang gimana juga gak tau, padahal hati selalu ingin, alhamdullilah akhirnya bisa memakai toga unutk kedua kalinya, gak nyangka bangedz, gak pernah kebayang kan begini jadinya, Senengnya sampai ketulang (*saking senengnya heheheee :D). Perjuangan selama ne gak sia-sia,  2 hari sebelum wisuda, awalnya baca in puisii ditunjuk sama temen2, tapi kata dosen saiia gak usah, ya udah gpp (*padahal ngarep bisa baca puisi terakhir kali nya dikampus, diacara wisuda lagii). Ehh... taunya saiia kata sambutan (*kalau gak rame mungkin saking senengnya sampai jingkrak-jingkrak. Huft... capek juga ya.... eh gak jadii maluu tau), syock bangedz gak tau mau bilang apa, seolah2 dunia ini berenti berputar sebentar (*perasaan ajjah), 2 hari mikir keras, apa yang akan disampaikan, yang pasti saiia inginkan yang mudah dimengerti, dan persuasi dan mewakili. Oia lupa.. terimakasih bwt bantuannya temen ku Nurhamsi Deswila, S.Pdi (profesi seorang guru dan penulis), makasih juga buat puisi nya Ns. Firdasari, S. Kep (profesi seorang perawat, dan penyair). akhirnya naskah ini selesai juga. *gak tidoor 2 hari 2 malam. :D
 
NASKAH KATA SAMBUTAN WISUDAWAN/I
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2013


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, alhamdullilah, alhamdullilahillazi arshola rasulalhu bil huda wadinil ha’ liyuzirahu aladdinni kullihi wasahbihi a’jmain, ashaduallah illa ha ilallah, waashaduanna muhammdan rasulullah, lanabiya ba’da amma ba’du.

YANG TERHORMAT
-          Bapak koordinator kopertis wilayah X Sumbar, Riau Jambi dan Kepri
-          Ibu kepala Dinas provinsi Sumatera Barat/ yang mewakili
-          Bpk Ketua yayasan STIKes Mercubaktijaya Padang beserta pengurus
-          Ibu ketua STIKes Mercubaktijaya Padang  beserta civitas akademika Mercubaktijaya Padang
-          Bapak-bapak/Ibu-Ibu  para undangan dan wisudawan/i yang berbahagia.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah beliau kita dapat melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan menuju ke auditorium STIKes MCB yang indah ini, mengikuti acara rapat senat terbuka dalam rangka wisuda gelombang II.Salawat beserta salam, buat pucuk pimpinan umat islam sedunia Nabi besar Muhammad SAW.
Perkenalkan nama saya Ns. Silmia Izzati, S. Kep dari prodi Profesi Ners, saya mohon izin, berdiri disini mewakili teman2 wisudawan/i untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dihari yang berbahagia ini.

HADIRIN YANG SAYA HORMATI RAHIMAKUMULLAH
Dulu kita pernah meminta sesuatu kepada ALLAH, rasanya lama sekali unutk dikabulkan, kai, bahwasanya ALLAH hanya memiliki 3 jawaban, disini saya yakin bahwa ALLAH tidak pernah berkata TIDAK. Jawaban yang pertama, ketika kita meminta ALLAH langsung memberikannya, yang kedua, tunggu dulu, ALLAH akan memberikan yang terbaik, dan yang ketikan, ALLAH pasti memberikan yang terbaik.
Saya yakin hari ini adalah mimpi yang teman2 tanam sejak pertama kali menginjakkan kaki si STIKes MCB atau bahkan saat teman2 mengenal cita2, dan lihatlah ALLAH memberikan kesempatan untuk kita menggenggamnya. (Tepuk tangan untuk kita semua).
Kamis 29 Agust 2013, adalah sebuah hari yang telah kita nantikan bersama, ceremonial wisuda, pelepasan masa tugas belajar disebuah jenjang pendidikan tinggi. Sungguh... melalui rangkaian waktu yang tidak singkat, perjuangan yang tidak mudah kita bisa sampai disaat yang berbahagia pada hari ini ”akhirnya kita wisuda” dimulai dari tahap akademik selama 8 semester untuk prog. A, 3 semester untuk prog. B, diakhiri dengan tugas akhir Skripsi, hemm... banyak kenangan tentang kita dan skripsi, kepada teman2 profesi yang luar biasa, selama 10 bulan, siklus demi siklus kita lalui, tiada status tanpa Galau, sampai-sampai kita selalu menghitung waktu  mundur dari bulan, minggu, hari, jam, menit, bahkan detik pun dihitung. J
HADIRIN YANG SAYA HORMATI RAHIMAKUMULLAH

            Apa yang telah kita raih pada hari ini, dari hati yang paling dalam kami mengucapkan rasa terimakasih atas bantuan, kerja keras dan  rasa cinta. Yang pertama kepada STIKes MCB yang kami cintai, menjunjung tinggi tri dharma, MCB engkau yang selalu ku dambakan, MCB engkau yang selalu ku banggakan. kepada yayasan beserta pengurus, Ibu ketua STIKes yang sangat luar biasa dan inspiratif, sekali lagi terimakasih ibu, dan maaf... atas semua tingkah yang telah kami perbuat, kepada pembantu ketua 1,2 dan 3, para anggota senat yang telah banyak membimbing kami, kepada Ibu Ka. Prodi SI keperawatan, penanggung jawab profesi ners , semua dosen yang sudah seperti orang tua kami sendiri,  beserta civitas akademika dengan kesabaran dan dedikasi dalam membimbing kami.
            Kakak-kakak, teman-teman, dan adik-adik, marilah kita luruskan niat, bersimpuh dihadapan orang tua kita, tanpa air mata, kerja keras, kesabaran, kita tidak akan bisa memakai baju seindah ini. Untuk orang tua yang luar biasa, yang ada di ruangan ini, ibu, perempuan yang merelakan setengah nyawanya bagi hidup kami, Ibuku… tentang sikap ku, tentang salah ku, tentang sifat ku, dan segala hal dalam hidupku yang bersinggungan denganmu, terimakasih dan maaf. Kau lah kecintaan ku, perempuan yang akan aku sayangi sampai aku mati.
Ayah yang tak pernah ada rasa penat, bosan, bahkan pantang menyerah, kalaupun dirimu sakit, kau tetap tegar, selalu berusaha melakukan dan memberi segala hal yang terbaik untuk kami sejauh yang ayah bisa.
Terkhusus untuk ayah, ibu yang tidak diizinkan ALLAH untuk hadir pada hari ini, beliau sedang terbaring lemah dirumah, dirumah sakit, beliau yang telah dijemput oleh sang maha pengasih, semoga beliau segera diberikan kesembuhan, dan tempat yang layak disisiNya. Semoga kita dipersatukan diakhirat kelak.
Untuk ayahanda mia, dan keluarga yang selalu ada, selalu tegar, sabar, apalagi disaat sang maha pengasih menjemput ibunda, terimakasih tetap bertahan, mendengar keluh kesah, semoga ini dapat mengobati titik peluh ayahanda selama ini. Untuk Ibu yang disana, mia yakin Ibu sekarang sedang tersenyum, kami mencintaimu karena ALLAH.
kakak-kakak yang sudah berkeluarga, untuk suami, istri dan anak-anak tercinta, yang telah sabar, pengertian, ditinggalkanbahkan terabaikan disaat proses pendidikan, izinkanlah kami mengucapkan maaf serta terimakasih jauh dari lubuk hati yang paling dalam.





WISUDAWAN/I RAHIMAKUMULLAH
Teman... kebersamaan selama ini telah mengukir kenangan yang tak telupakan, Izinkanlah saya mengucapkan salam perpisahan.
            Antara jumpa dan pisah tiada jarak
 hanya sebuah gerak, hanya sebuah detik
diperjalanan panjang kembara kita bersama...
sebelum usai semua ini, sebelum pamit sedih berucap,
ada pinta tersendat didada... bila esok jalan ini terpisah
jari jemari tak bergenggam mesra, susunlah putihnya melati
rangkailah merahnya mawar, dalam kenangan persahabatan,
keakraban kita yang tak pernah kusut.
Karya Ns. Firdasari, S.Kep
            Semoga apa yang telah kita pelajari dikampus, ilmu, dan pengalaman yang kita miliki dapat kita amalkan dimasyarakat, dan bermanfaat, marilah kita mengdepankan kerja sebagai partisipasi yang dapat kita berikan kepada bangsa. Bahwa kita akan menjadi perawat yang profesional, tidak hanya mementingkan materialis semata, tapi bagaimana peran kita dapat dirasakan sehingga kita dapat menjunjung tinggi profesi kita. The best people in the side of Allah is those benefit to others.
Namun ingatlah kawan... hari ini bukanlah akhir dari perjuangan kita, hari ini bukanlah akhir dari mimpi kita, hari ini adalah awal dari perjuangan lain yang telah menanti kita, proses pembelajaran kita tidak boleh sampai disini, belajar tidaklah mengenal batas waktu, upacara seremonial saat ini lebih tepat dimaknai sebagai perjalanan awal untuk belajar dan menambah wawasan ditempat sesungguhnya yaitu universitas kehidupan.
Untuk itu, saya memohon doa dari ayah2 kami, ibu2 kami, dosen2 kami dan semua yang ada diruangan ini, agar kami senantiasa diberikan kemudahan, petunjuk, serta selalu dalam kebaikan dan lindungan Nya, agar kami bisa menyebarkan kebermanfaatan dan semoga ALLAH meridhoi apa yang kami kerjakan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf kata-kata yang tidak pada tempatnya, akhir kalam, fastabiqul khairat, wabillahitaufiq walhidayah, Assalamualaikum wr.wr


Padang, 29 Agustus 2013
By : Ns. Silmia Izzati, S. Kep

*memori yang tak terlupakan


Alhamdullilah bangedzzz... walau tubuh ini menggigil sebelum detik2 saiia membacakan, grogi emang, sebelum sampe podium, setiba dipodium dikit, mulai mengucapkan salam, mokhodimah... WOW seolah2 emosi ini sudah mulai tak terkrontrol, rasa ingin menyampaikan semua tentang kita teman, guru, orang tua dan keluarga, gak nyangka (*yachh... nangis) dan saiia liat temen2 pada megang mata, ambil tissue, ehh.. ada juga yang tertawa (*dasar kamu chandra), 10 menit berlangsung berakhir lah sudah saiia menyampaikannya (*walau ada yang melenceng dari konsep yang telah saiia buat) tapi gpp... saiia bersyukur ini berakhir dan meniupkan nafas lega, lalu kembali ketempat duduk paling depan (*sebel... gak bisa bebas, bicara2, foto2) yach.. akhirnya hanya bisa duduk manis walaupun hati ingin seperti temen2 yang ditengah2 dan belakang. Tiba2 teman (Ns. Annita Rachim, S.Kep) dibelakang berbisik, tanggung jawab mia, temen2 pada nangis. “Nyengir” (*Yachh... gimana cara tanggung jawabnya coba??).selanjutnya kata sambutan dari koordinator kopertis wilayah sumbar, riau, jambi dan kepri/yang mewakili beliau katakan masih ada M.Kep, dan beliau mengatakan "seperti yang teman anda bkatakan, ini adalah awal bukan akhir" (*bikin semangat ini menggebu-gebu ingin jadi mahasiswa we are the yellow jacket (*bisa gak ya???? hemm.. mulai fesimis lagii. sudahlah. :)
Prosesi selesai... akhirnya berkodak-kodakkk... seneng banyak yang ngucapi selamat, adik2 sepupu, keponakan, keluargaa datang nemuin, ngasih bunga sambil lari2, gak nyangka... (*seneng lagi), alhamdullilah lmyn dapet banyak bunga. Hehehee....
Terimakasih TUHAN... atas kebahagiaan ini, kesempatan dan kenangan yang sangat indah walau Ibu disana, Ibu pasti juga senang dan maaf buat kamu yang disana aku gak ngasih tau, sebenarnya pengen bangedz kamu ada didekatku disaat2 indah itu, hemm entahlah.. juga gak bisa bilang apa2 lagii.  arigato...
 

monolog penantian *fahd


Perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum. Dari jendela kecil di apartemennya di lantai 12, ia melihat orang-orang menyeberang jalan: Sepasang laki-laki dan perempuan, mungkin mereka berpacaran, menyeberang sambil bersijingkat seolah ada nada indah berputar di kepala mereka berdua. Seorang lelaki tua, berjalan perlahan sementara sebuah van berusaha bersabar menanti si kakek menyelesaikan langkah-langkah lunglainya hingga ke tepian jalan.

Mengapa ayam-ayam menyeberang jalan? Tiba-tiba perempuan itu mengingat sebuah pertanyaan sederhana dari teka-teki konyol masa kecilnya.

Perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum. Tentu saja, ayam-ayam ingin ke tepian jalan lainnya. Jawabnya dalam hati. Tapi pertanyaan lain menggelitik pikirannya, apa yang menyebabkan ayam-ayam ingin ke tepian jalan lainnya?

Perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum. “Kamu terlalu banyak berpikir!” Katanya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ayam-ayam suka membahayakan diri mereka sendiri!”
Sementara matahari terus meninggi, bayang-bayang dirinya memantul dari kaca jendela. Ia mendongakkan kepalanya. Siapa yang sebenarnya dia tunggu?

“Clark Kent tak pernah benar-benar ada di dunia nyata, kan?” katanya, “Hanya gadis konyol yang terus menunggu lelaki bertubuh tegap, dengan rambut kelimis dan berdada bidang, muncul dari balik awan sambil tersenyum. Tak pernah ada lelaki seperti itu, yang datang tiba-tiba untuk membahayakan perempuan terbang keliling dunia tanpa parasut dan sabuk pengaman. Ah, Superman hanya ditakdirkan untuk Lois Lane, kan?”

Perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum. Jadi, (si)apa yang sebenarnya dia tunggu? Ia bertanya dalam hati. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak tahu, barangkali. Dia benar-benar tidak tahu.

Mungkin ia sedang menunggu Peter Parker yang lembut, datang dengan diam-diam merayap di dinding apartemennya di lantai 12 atau menggantung di kaca jendelanya dengan setengah topeng yang terbuka di bagian bawah wajahnya. Mungkin Tony Stark yang melayang di depan jendelanya, tanpa penutup kepala, membahayakan dirinya seperti biasa, sambil tersenyum mengangkat sebelah alis matanya.

Dan sekali lagi, perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum.

Sementara waktu tak pernah bisa menunggu, tahun demi tahun telah membuat perempuan itu menunggu, tanpa tahu apa dan siapa yang sebenarnya dia tunggu. Perempuan itu suka tersenyum, sambil membayangkan dan memilih-milih lelaki idaman dalam imajinasinya, antara Clark Kent atau Bruce Wayne, antara Tony Stark atau Peter Parker, sambil dia sendiri ragu adakah laki-laki semacam mereka di dunia nyata?

Ah, ketika senyum perempuan itu tak lagi seindah lima atau enam tahun yang lalu, ketika kaca jendela di apartemennya di lantai 12 semakin berdebu, orang-orang terus menyeberang jalan. Ribuan pasang kekasih bersijingkat atau menari-nari di punggung jalan. Ratusan lelaki tua sudah tiada untuk meninggalkan penderitaan mereka di dunia.

Jadi, mengapa ayam-ayam suka membahayakan dirinya sendiri? “Barangkali, ayam-ayam hidup ditakdirkan untuk membahayakan diri mereka sendiri, menemui takdir mereka di seberang jalan.” Katanya.
Perempuan itu tersenyum. Tak seindah senyumnya dahulu.

Beberapa detik kemudian, perempuan itu membuka jendela apartemennya, mungkin yang pertama kali sejak ia tinggal di sana. Ia menghirup udara dunia yang sebenarnya, bukan lagi dari pendingin ruangan.
Kali ini ia memutuskan membahayakan dirinya sendiri, mencoba menyorongkan kepala ke luar jendela. Dan ketika ia melihat ke sisi kanan, seorang laki-laki, yang sedang menyiram bunga di balkon apartemennya, tersenyum lembut dan menyapa.

“Hai, selamat pagi, tetangga!” Katanya.

Perempuan itu buru-buru menarik kembali kepalanya ke dalam ruangan. Tapi senyum tak bisa ia tahan. Oh, senyum itu lagi!

Ragu-ragu, perempuan itu kembali menyorongkan kepalanya ke luar jendela, menoleh ke sisi kanan, ia membalas sapaan tetangga laki-lakinya, “Selamat pagi, juga, tetangga.” Katanya, memekarkan bunga-bunga lembut di dadanya. Perempuan itu tersenyum. Oh, cara perempuan itu tersenyum.

Jadi, mengapa ayam-ayam menyeberang jalan?

Di dunia di mana motif ayam menyeberang jalan tidak dipertanyakan lagi, perempuan-perempuan tahu bahwa jodoh mungkin harus ditemukan—dan bukan ditunggu. Sebab di dunia para ayam, pejantan tak pernah lebih dewasa dari betinanya.

Pernikahan Adat Minang Sungai Pagu

Minangkabau memiliki prosesi pernikahan yang sangat beragam, begitu juga atribut pakaian dan perhiasan yang dikenakan pengantinnya dikala melangsungkan pernikahan. Masing-masing nagari memiliki karakteristik busana pengantin dan hiasan kepala yang dikenakan pengantin juga berbeda. Berikut ini adalah tradisi pernikahan adat Serambi Sungai Pagu di Solok Selatan, yang merupakan alam serambinya Minangkabau
Adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah, begitulah falsafah masyarakat Minangkabau. Surau tidak saja menjadi tempat melakukan ritual ibadah tetapi juga lembaga yang dipercaya untuk mendidik anak-anak laki-laki hingga mereka remaja. Dalam masyarakat Minangkabau lama khususnya Solok selatan, anak laki-laki wajib tinggal di surau hingga usia mereka siap untuk merantau. Surau juga merupakan tempat menimba ilmu agama bagi para gadis Minangkabau. Pertemuan demi pertemuan tak jarang menumbuhkan benih perasaan cinta antara muda mudi Minangkabau ini yang berujung pada pernikahan.

Menjalin Pendekatan

Terdapat empat suku di Solok Selatan, yaitu: Melayu, Panai, Kampai, Tigo Lare dan Bakapanjangan. Seperti umumnya berlaku dalam masyarakat Minangkabau, tidak dibenarkan melakukan pernikahan sesama suku di Minang. Ketentuan ini wajib dipahami bagi para muda yang ingin mencari pasangan hidup. Janji setia terpartri bagi pemuda yang akan merantau. Mencari pengalaman, mencoba kemandirian serta mencari bekal materi untuk berumah tangga.

Maanta Siriah Tanyo

Mendapatkan menantu anak dari saudara suami, adalah harapan bagi para ibu di Minangkabau. Pernikahan semacam ini disebut induk bako.
Pernikahan ideal lainnya adalah ikatan pernikahan antara anak dari keluarga ibu dengan anak paman yang disebut anak pisang. Sebelum melamar ninik mamak dan orang tua sudah saling menjajaki kemungkinan menikahkan anak mereka.

Mananti bali/Maanta bali

Bagian dari prosesi pernikahan adat Minang Sungai Pagu ini memberi gambaran bahwa pihak calon pengantin pria berkewajiban menyediakan keperluan pesta kepada pihak calon mempelai wanita. Ada dua istilah untuk prosesi ini: mananti bali yang dilaksanakan di rumah calon pengantin wanita dan maanta bali yang dilakukan mulai dari rumah calon pengantin pria.
Rombongan atau utusan keluarga calon pengantin pria beriringan sambil menjunjung hantaran berupa bahan mentah menuju kediaman keluarga calon pengantin wanita. Selain itu ada juga hantaran yang disiapkan oleh bako calon pengantin pria. Perlengkapan hantaran antara lain: beras, gula, telur, minyak kelapa, pisang, sirih, pinang dan sejumlah uang sesuai kesepakatan . Hantaran istimewa oleh bako calon pengantin pria: sebutir tunas kelapa, pisang raja, kacang panjang, telur bebek dan sirih pinang lengkap.

Malam Bainai

Malam Bainai di Minangkabau adalah malam seribu harapan, seribu doa bagi kebahagiaan rumah tangga anak daro yang akan melangsungkan pernikahan esok harinya. Tumbukkan daun inai, atau yang biasa disebut daun pacar, di torehkan pada kuku calon mempelai oleh orang tua, ninik mamak, saudara, handaitaulan dan orang-orang terkasih lainnya.

Akad Nikah

Kata sepakat telah didapat, ikatan kasih telah dimaktubkan dalam bingkai syariat, akad nikah. Ikrar Ijab Kabul di Minangkabau dilakukan tanpa didampingi mempelai wanita. Ijab Kabul umumnya dilakukan pada hari Jum’at siang. Usai mengucapkan akad, mempelai pria kembali ke kediamannya, kemudian sore harinya dilakukan ritual adat Manjalang.

Menunggu Waktu Manjalang

Menjelang sore seusai akad nikah, anak daro berhias lengkap. Berbalut busana adat pernikahan minang nan indah gemerlap. Kemilau sunting menghiasi kepala. Untaian kote-kote menjuntai indah di sisi pipi kiri dan kanan. Menunggu waktunya menjemput sang nahkoda biduk rumah tangga.

Manjalang

Gambaran penuh hikmah para tetua menghantar anak daro dalam mengarungi hidup rumah tangga. Payung dan bahan makanan menyimbolkan pengayoman, penghidupan bagi rumah tangga yang akan dibina anak daro yang mereka antarkan. Perjalanan biduk rumah tangga berliku yang tidak selalu indah akan dilalui setelah prosesi pernikahan adat minang terselenggara lengkap. Namun langkah tetap dimantapkan untuk satu tujuan, menghantarkan anak daro pada orang yang diamanatkan, sang suami.

Maanta Marapulai

Teman-teman mengantar marapulai – sang pengantin pria – sebagai tanda turut berbahagia. Kian hari kian berkurang jumlah pengantarnya, hingga marapulai mulai terbiasa di tinggal di rumah anak daro. Pada budaya Minang, tinggal di rumah mertua layaknya kewajiban bagi Marapulai. Sebagai pengantin baru, mereka akan menempati kamar bilik yang paling kiri

Manikam Jajak

Satu minggu setelah akad nikah, umumnya pada hari Jum’at sore, kedua pengantin baru pergi ke rumah orang tua serta ninik mamak pengantin pria dengan membawa makanan. Tujuan dari upacara adat Manikam jajak di Minang ini adalah untuk menghormati atau memuliakan orang tua serta ninik mamak pengantin pria seperti orang tua dan ninik mamak sendiri
Sumber:

Majalah Mahligai Edisi Perdana 2006, Penulis: Atika