Sabtu, 06 Agustus 2011

sUAtu ceRiTa DaRi ALaM RaHiM...

A B O R S I

Surat yang ditulis oleh sibayi yang mati

Mama tersayang

Apakah mama masih sering murung dan menangis? Aku harap semua sudah menjadi lebih baik, sewaktu aku masih didalam kandungan mu, aku selalu bersedih setiap kali mendengar mama menangis. Aku selalu ingin menghiburmu, andai saja aku bias. Tapi aku berteriak,”mama, mama saying, kenapa menangis?

Lalu aku menendang-nendang perutmu, agar mama tahu aku ada disini dan menemanimu, dan mama tidak sendirian. Ada aku disini. Tapi seprtinya teriakkan ku kurang kencang dan tak terdengar olehmu. Disaat seperti itu, biasanya aku menangis lebih keras lagi. Aku selalu sangat bersedih setiap kali mendengar hal-hal buruk yang menimpamu. Belu m lama aku meninggalkan rahimmu yang hangat itu, mama tersayang. Bahkan aku masih ingat ketika aku melihat jari-jari tangan dan kakiku yang mungil yang kadang-kadang aku gerakkan dengan memukul atau menendang diding rahimmu. Aku rindu saat-saat itu.

Aku selalu ada ikatan khusus yang bekerja secara misterius diantara kita. Ikatan yang seolah-olah menyatukan hati dan perasaan kita. Bila kau senang, aku pun senang, bila kau menangis aku juga merasakan sakitnya. Suatu hari aku menangis nyaris sepanjang malam dan aku merasa bersedih mendengarnya, tapi aku tidak bias membayangkan apa yang membuatmu bersedih? Siapa yang membuatmu menangis?.

Pada malam yang sama ketika aku berusaha menghiburmu melalui tendangan –tendangan kecilku, suatu yang mengerikan terjadi padaku tiba-tiba lengan ku seperti ditarik paksa dari tempatnya, dan tak lama dari itu aku melihat lenganku terlepas. Sakit sekali rasanya. Sakit yang hebat yang baru pertama kali kurasakan dan langsung merenggut tangaku. Aku sangat ketakutan, aku berteriak sekuat tenaga sambil menahan sakitnya yang teramat ditubuhku, tapi mama tersayang, mengapa kau tak berusaha menolongku?

Tangismu berhenti tapi peristiwa yang lebih mengerikan justru terjadi padaku. Kaki ku ditarik oleh suatu yang sangat dingin dan kejam, ditarik sampai kaki ku putus. Sakit sekali sampai aku kesulitan untuk bergerak dan bernafas lagi. Aku seperti mersakan sel-sel dalam tubuhku menyempit san ku tak kuat lagi. Aku berteriak dengan sisa-sisa suaraku. “Mama, Mama, tolong aku! Tolong aku!” tapi sepertinya kau tak mendengar suara ku.

Tiba-tiba tubuh ku dicabut dari tempatnya semula, dan rasa sakit yang dasyat menghantam hingga aku tak sadarkan diri lagi, oh Mama tersayang, betapa aku berusaha untuk hidup dan menemanimu disana. Tetapi sesautu yang misterius ini tak bias lagi aku hentikan. Meskipun aku sudah nangis keras dan memohon kepadanya, ia tetap merenggut lenganku, kakiku, hingga sekuruh tubuhku.
Mama tersayang, maafkan aku sudah tak bias lagi menemanimu hari-harimu. Sebernya aku ingin sekali selalu bersamamu. Aku ingin mengusir semua air matamu. Aku punya banyak rencana untuk membahagiakanmu suatu saat nanti. Tetapi kini semua sudah terlambat, aku tak lagi bersamamu, bahkan aku tak sempat mengatakan bahwa aku sangat menyayangimu. Pernah menjadi janin dirahimmu adalah sebuah kebahagian tersendiri buatku.

Mama tersayang, aku hanyalah satu dari sekian banyak calon bayi perempuan yang malang, dan sejujurnya, aku masih ingin menjadi bayi perempuanmu yang bias tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik sepertimu. Tapi, rasanya kini semuanya sudah terlambat. Aku sudah pergi. Aku sudah tak bernyawa dan tak bernafas lagi.
Sesorang disini mengatakan pada ku aku adalah seorang bayi perempuan korban aborsi. Ia mengatakan sambil mengejekku, hatiku sakit sekali mendengarnya, meskipun aku tak mengerti apa yang ia katakana. Aku tak tau makhluk seperti apa aborsi ituaku belum pernah mendengar sebelumnya, apakah yang dikatakannya benar?
Mama tersayang, aku menulis surat ini untuk mengingatkanmu agar lebih berhati- hati pada mahkluk bernama aborsi itu. Mahkluk ini jahat sekali. Dengan kejam ia merenggut lenganku, kaki ku, tubuhku, nyawaku, aku jadi berfikir, apakah yang selama ini membuatmu menangis? Aku tak tahu, aku tak dapat membayangkannya. Tetapi aku ingin mama tetap berhati-hati padanya.

Mama tersayang, aku mohon maaf karena aku telah erg meninggalkanmu sendirian. Aku harap kau bias mengatasi semua masalahmu dan menjadi seseorang yang selalu dilingkupi kebahagian, dan aku meskipun tak bersamamulagi, selalu mendoakanmu.
Salam sayang dari sini,
Bayi perempuan mu yang pergi

Dan pada saatnya nanti, mungkin kau akan memiliki seorang anak yang bersemayam dirahim suci perempuanmu…. Bila saat itu dating, apapun alasanmu, kumohon jangan biarkan para penghuni kerajaan alam rahim bersedih dan terluka lagi, jangan sekali pun kau berfikir untuk menggugurkan kandungannya atau malah melakukannya. Jangan menodai kesucian rahim perepuanmu, jangan lakukan itu. Kumohon

…asal kau tahu, rahim adalah nama lain dari raja semesta…

FAHD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar