Rabu, 05 Maret 2014

This Is Story About My Profesi Ners Part I


Setelah diyusdisium layak mendapatkan gelar sarjana keperawatan dengan ceremonial WISUDA dengan panggilan Silmia Izzati, S.Kep heheh... J
Biasanya kalau orang wisuda pasti seneng ya?? Pastiii.. tapi kenapa saiia dikatakan nggak seneng, gak juga Cuma kurang,, ya gituu dech.. gak perlu sicerita in kali ya... ntar bikin sedih ajjah. Senyum dunkzz..... nah.. gitu dunkzz... J J J sekali lagiii yaa... J J J
Setelah sarjana keperawatan, yaa.... nyambung, sekolah lagiii.. tapi ini sedikit berbeda dengan tahap akademik, hmm,,, bukan sedikit dech, banyak ajjah kalii ya..... setujuuu??
Yach,, itu dia,, profesi Ners, ini adalah profesi dari keperawatan setelah tahap akademik sarjana keperawatan, dengan lama pendidikan 10 bulan,,, yang terdiri dari 9 mata kuliah...
Berawal dari persiapan profesi, harus belajar lagi tentang keperawatan2 yang dulu diakademik, bongkar, bongkar lagi kebiasaan lama hehee... buku2 yang dulu, untuk persiapan ners nantinya.
Dan akhirnya dibagi kelompok sebanyak 10 kelompok dan aku berada dikelompok G dengan 11 anggota kelompok, yang terdiri dari :
Achirul Putra, S. Kep
Candra Tanjung, S.Kep
Febri Vernando, S. Kep
Hendra Nopen, S. Kep
Hayu Mailasari, S. Kep
Kurnia Indah, S. Kep
Rika Nofriyanti, S. Kep
Ruci Syafni, S. Kep
Sesgita Putri, S. Kep
Widiya Vusva Sari, S. Kep dan
Silmia Izzati, S. Kep (saiia sendiriiii).
Dengan kelompok inilah saiia dan teman-teman semua berjuang selama 10 bulan, akhir perjuangan dari pendidikan strata satu keperawatan.
Hmm.. sebaiknya kita deskripsi in dulu kali ya, tentang gimana perjalanan profesinya,,
Pertama ini adalah tahap profesi keperawatan dengan masa pendidikan 10 bulan atau 32 SKS, 10 mata kuliah terdiri dari keperawatan gerontik, keperawatan maternitas, keperawatan gawat darurat, keperawatan anak, keperawatan medikal bedah, keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, manajemen keperawatan, dan keperawatan jiwa.
penilaian secara gamblang saja ya, sebenarnya banyak setiap item siklus penilaian berbeda-beda, contoh harus ada laporan pendahuluan, laporan kasus, resume, activity daily living, penilaian pencapaian, penyuluhan, terapi aktivitas kelompok, seminar, diseminasi ilmu (tranfers ilmu), whisleyd survey, musyarawah masyarakat (MMK), Loka karya mini, pre dan post conference, pra supervisi, supervisi, ujian akhir siklus de le le.
Dengan responsi diakademik dan klinik, konsul setiap kegiatan atau tugas yang dibuat. Responsi nya bisa tiap harii uiii,... kadang2 sampai 2 3 kali responsi sehariii... yang jadwalnya liburr gak jadi liburr, karena ngejarin tugas-tugas belajar buat persiapan ditanya2 ma dosen dan CI (Clinical Instruktur).
Langsung ajjah ya.....
Siklus pertama adalah
1.      Keperawatan Gerontik
keperawatan gerontik adalah keperawatan yang mengacu pada lanjut usia, gabungan geriatri (patologi) dan konsep menua (fisiologi) = gerontik.
Pertama kami praktek di PSTW (Panti Sosial Tresna Werdha) atau panti jompo, berbagai lansia yang ada disana, dan banyak macam ragam lansia yang kami temui, dari yang ini sampai yang itu.
Banyak hal yang kami temui, berbagi tawa, bahagia, ikuti kegiatan lansia, mulai dari senam, wirid, kesenian (wuiii.. ini paling asiiik... nyanyi dan joget bareng lansia, asikkk dech pokoknyaaa... goyang terusssssssss).
Lansia adalah tahap perkembangan yang terakhir dari kehidupan, dimana terjadi penurunan fungsi dan struktur tubuh, termasuk juga emosi.
Banyak hal yang kami pelajari disana, hikmah yang bisa dipetik adalah bisa disebut bersumber dari kakek x (samaran), beliau seorang lansia yang taat kepada agama, beliau mengajarkan berbagai macam hal, salah satu statment yang ingat bahwa “lansia ini adalah salah satu contoh bagi yang muda, agar dapat memperbaiki dirinya, karena bagaimana sifat sewaktu muda, akan berdampak disaat lansia nantinya” begitulah,,, secara tepatnya saiia tidak bisa mendeskripsikannya, dan hal tersebut sudah terdapat pada ayat suci al-qur’an.

Bukan hanya kisah kami dengan lansia, kami juga mendapatkan kisah yang tak terlupakan, yaa... siklus pertama, yang diharuskan kami untuk bersama dalam satu rumah selama 10 hari, owh... sungguh butuh penyesuaian yang baik, banyak tingkah, kebiasaan, perangai delele dari kami menjadi satu, ada yang nyebelin, egois, marah, gak enakan, nangis, eh... ada lelaki yang nangis juga karena berpisah dari orang tua, namun itu menjadi rampung dengan kebersamaan ketika kita tertawa bersama menikmati kebersamaan dalam perjuangan yang menyenangkan, yachh... menyenangkan disaat kita pindah dari kota padang menuju sicincin dengan kompaknya berangkat bersama, merencanakan segala sesuatu dengan seksama, harus membawa laptop bagi yang punya, printer mewakili, beli kertas hvs, foto, tinta, lembar pengkajian lansia dan masih byk lainnya. Dengan bismillah kita berangkat, walaupun jarak yang tidak begitu jauh dan tidak begitu lama para lelaki dikelompok kami begitu perhatian mengawasi para wanita selama dalam perjalanan, akhirnya kami sampai dengan senyum lega alhamdullilah akhirnya sampai dirumah yang kami sewa selama 10 hari kedepan, rumah yang bagus, elite, bersih, dengan penghuni yang ramah membuat kami merasa nyaman untuk tinggal disana. Buat tugas kelompok dan pribadi bersama-sama hingga larut malam, dengan media yang harus kami siapkan untuk esok harinya dalam rangka memberikan asuhan keperawatan gerontik khususnya, walaupun teman-teman yang lainnya lebih mementingkan tugas individu dibanding kelompok tapii tak apalah semua berkontribusi dengan baik sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan manajemen atau bagi-bagi tugas dari penanggung jawab siklus gerontik ini, sippp semua selesai dengan baik sesuai deadline.

Tiba saatnya kami pergi bersenang-senang bersama, kepantai pariaman, ke malibo anai 2 kali walaupun pertama sudah terlalu sore sampai2 tempatnya sudah tutup tapi kami tetap saja bahagia dan tertawa tak tertinggal pula aksi narsis selalu dan dimana pun berfoto. Jepret jepreet... hahahaa...

Tak terasa sudah saatnya kami pulang kepadang melanjutkan perjuangan kami lagi, dengan tugas akhir kami disana desiminasi ilmu dan perpisahan dengan PSTW terutama bagi para lansia tercintaa, wahh... tak sangka ternyata lansia begitu antusias apalagi disaat meminta foto kita kita ini dan beliau mengatakan jika ada waktu kunjungi kami disini yaa... hemm... rasa nya gimana gitu.. “kami bahagia jauh dari lubuk hati kami”.

Sesampai dipadang kami melanjutkan siklus keperawatan gerontik dipuskesmas Nanggalo selama 2 minggu kedepan, kami ditugaskan untuk mencari satu keluarga binaan, dan satu keluarga resume di pulau batam kelurahan korong gadang kecamatan nanggalo, kami bersama2 mencari para lansia yang mengalami masalah kesehatan dibantu oleh ci kami.
Yupz akhirnya kami menemukan lansia yang akan kami berikan asuhan keperawatan gerontik dengan metode keperawatan keluarga berdasarkan lima fungsi kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan untuk merawat keluarga yang sakit, merawat keluarga, memodifikasi lingkungan yang baik, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan terutama untuk lansia yang ada di keluarga tersebut.

Kami mendapatkan keluarga dengan masalah kesehatan yang berbeda-beda seperti hipertensi, asma bronkhial, katarak, rematik, asam urat, post stroke, diabetes melitus, gastritis dll. Pertemuan pertama perkenalan, membina hubungan, kontrak waktu, tempat dan topik, pertemuan kedua melaksanakan tuk satu yaitu mengenal kesehatan keluarga dengan cara memberikan penyuluhan melalui media lembar balik dan leaflet seputar penyakit klien seperti pengertian, penyebab dan tanda gejala dan sampai tuk ke lima yaitu menjelaskan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Tenyata lansia yang berada di panti dengan lansia yang ada di rumah nya sendiri adalah suatu hal yang sangat berbeda secara holistik, lansia yang berada di panti mereka jelas tidak bersama keluarga bahkan sudah tidak punya keluarga, lansia yang berada dirumah bersama keluarganya, namun perbedaan yang mendasar lebih banyak pada bio, psiko dan sosio sedangkan kultural dan spiritual itu tergantung bagaimana lingkungan lansia itu sendiri.

Saiia secara pribadi memang kurang setuju jika keluarga saiia yang berada dipanti jompo, karena bagi saiia keluarga lah yang sangat berperan penting dalam merawat anggota keluarganya, saran saiia jika kita masih mampu untuk merawat keluarga kita sendiri, rawatlah, jagalah, berikanlah kasih sayang sebagaimana beliau dulu memberikan kasih sayang ketika kita masih kecil, tidak ada hal yang lebih penting kecuali orang yang terdekat yaitu hubungan sedarah, karena memberikan kasih sayang, perhatian, atau apapun akan berbeda antara yang memang mempunyai hubungan sedarah dengan orang lain yang bekerja untuk mendapatkan materi. tapi setelah saiia melihat bagaimana mekanisme dipanti jompo dengan kegiatan yang teratur, mulai dari makanan, olahraga, hiburan, spiritual, dan sosial sesama lansia itu sangat baik untuk lansia. Yaa... saiia ingat bahwa fakir miskin, anak terlantar dipelihara oleh negara. Inilah salah satu contoh penerapannya dibawah naungan dinas sosial.  

Setelah melewati siklus keperawatan gerontik ini saiia ingat dengan keluarga saiia sendiri, saiia ingat dengan nenek saiia yang sangat hebat bagi saiia, diusia beliau yang sudah senja disaat penyakit menggerogoti dan beliau menua setiap harinya, saiia salut dengan beliau, tidak pikun, tidak pelupa, pendengaran masih baik, bahkan beliau pintar mengartikan ayat suci al-qur’an yang saiia sendiri tidak bisa walau penglihatan kabur, katarak, osteoporosis namun beliau tetap semangat terutama mengerjakan amalan-amalan baik wajib maupun sunnah.

Jika kami yang menua setiap harinya diberi umur yang panjang suatu saat kami akan menjadi lansia juga hem... begitulah siklus dari kehidupan manusia, kami selalu berdoa walaupun tubuh kami sudah tak sanggup untuk melakukan apapun jangaan hilangkan fikiran kami dari Mu, “berdoalah supaya tidak pikun” karena hanya akal dan fikiran kelebihan dari manusia. Maka dari itu apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai, mari memperbaiki diri sekecil apapun atau hal apapun demi kehidupan kita terutama untuk masa lansia kita agar dimasa lansia nanti kita masih bisa melakukan kebaikan sampai akhir hayat hingga menuju kepada sang Khalik. Amiiin ya Rabbal alamin. J


Karena pengalaman hidup seperti ini tidak didapatkan dibangku sekolah ataupun skripsi hanya kita yang rasa dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar