Rabu, 05 Maret 2014

This Is Story About My Profesi Ners Part II

1.      Keperawatan Maternitas

Inilah siklus yang kedua setelah siklus keperawatan gerontik yaitu keperawatan maternitas. Keperawatan maternitas adalah asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasangan usia subur (PUS), wanita, ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi baru lahir (BBL).

Suatu hal yang berbeda dari siklus sebelumnya dan suatu hal yang menarik terutama bagi saiia “WANITA”. Yaa... wanita. Mungkin mewakili semua wanita. Semogaaa..... :D

Disiklus kedua ini, masih dipuskesmas nanggalo dan kelompok kami pun dibagi menjadi dua kelompok kecil yaitu G1 dan G2, saiia sendiri berada pada kelompok G2 dengan masa dinas selama satu bulan, dua minggu diklinik bersalin, dan dua minggu dipuskesmas. Dan hal ini cukup memberi keringanan pada kaum adam yang hanya dinas dipuskesmas saja selama satu bulan.

Karena pada kelompok saiia diprakarsai yang namanya cowok, akhirnya saiia dan dua teman cewek lainnya yang berpraktek di klinik bersalin, dengan jumlah kami yang ganjil 3 orang, kami cukup kesulitan membuat jadwal dinas dan juga aturan dari klinik hari minggu tak boleh libur, dinas Cuma 2 shift pagi (08.00-17.00)dan sore (17.00-08.00), dinas malam dua orang, pagi satu orang, yaa jadinya kami mendapatkan dording (24 jam) satu kali dalam satu minggu.

Cukup melelahkan, tugas yang banyak harus diselesaikan juga, harus selalu berkoordinasi dengan teman-teman yang ada dipuskesmas untuk penyuluhan dan seminar.

Setiap hari dinas saiia melihat ibu-ibu yang buncit memeriksakan kehamilannya, ibu-ibu yang menahan kesakitan untuk melahirkan, tangisan bayi-bayi yang lucu dan mungil menggemaskan.

Ketika melihat ibu-ibu yang hamil dengan perut yang buncit datang keklinik untuk mengetahui perkembangan janinnya, mendengar detak jantung janin (DJJ) lubdub lubdub, senyuman lega itu seolah terpancar kebahagian dari seorang wanita yang sempurna, kehidupan yang ada dirahimnya karena rahim Layaknya sebuah dunia yang memungkinkan kehidupan berjalan sebagaimana mestinya, rahim memiliki hampir semuanya. Sebuah sistem dan mekanisme yang entah bagaimana disusun dan dirancang sedemikian rupa sehingga seorang bayi bisa tumbuh dan hidup disana, dari sel telur yang dibuahi sperma, menjadi segumpal darah, menjadi janin, menjadi bayi yang memiliki seluruh kelengkapan yang dipersyaratkan hidup, nafas, detak jantung, gerak, aliran darah, metabolisme dan pertumbuhan.

Menjadi wanita itu memang sesuatu, sebagaimana tuhan menyukai mahkluk ciptaan favoritnya ini, dengan dua tangan yang dimiliki bisa berfungsi baik untuk memeluk, menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dia akan menyembuhkan dirinya sendiri, bekerja 18 jam sehari, dan wanita dapat mengatasi banyak hal, dia tidak hanya bisa berfikir dia mampu melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki, so... wanita adalah hal yang berharga, “maka jangan sia-siakan wanita mu...” J

Hanya wanita yang bisa melahirkan tentunya pria jelas tidak akan pernah bisa, hanya wanita yang merasakan bagaimana rasanya perjuangan yang merelakan setengah nyawanya untuk buah cinta. mendekap, memeluk penuh kasih, menatap penuh rindu, disaat pandangan pertama antara kau dan ibumu hanya berjarak 12 inchi, terlihat itulah tanda kasih yang murni.

Pandangan cukup membuat saiia sedikit cemburu disaat partus, ketika sang istri berjuang, penuh peluh, merasakan kesakitan yang dasyat untuk melahirkan buah cinta yang sudah lama mereka tunggu, ketika itu sang suami terlihat sangat cemas, ketakutan, mulut yang tak henti tuk berdoa, mendekap, mengusap lembut kening sang istri sambil terus menyemangati, tatapan mereka menyiratkan semua kan baik-baik saja, hem... romantisme perjuangan.

Sang istri terus berjuangan hingga sudah tampak ubun-ubun, kepala, bahu, ekstremitas atas, bokong, ekstremitas bawah akhirnya ekspulsi sempurna, suara tangisan pertama bayi dengan tali pusat yang masih menyatu, penuh darah dan cairan lainnya. Jagoan kecil telah lahir, Tampak tangisan haru dan senyum penuh kelegaan suami istri sekarang sudah berhak dipanggil dengan gelar kehormatan yaitu “ayah dan ibu.

Ketika itu saiia langsung melakukan perawatan bayi baru lahir, membersihkan bayi, mengukur berat badan dan tinggi bayi, injeksi vitamin k, mengenakan baju, popok, bedong bayi lalu meletakkan bayi di box bayi dengan menghidupkan lampu supaya bayi merasakan hangat karena bayi sangat rentan dengan hipotermi, disaat itu jua tatapan saiia tak pernah teralihkan dari sang bayi, inilah sosok yang telah mengalihan kesakitan menjadi suatu kebahagian yang sebenarnya.

Ibu yang masih mengeluarkan darah terlihat sangat menikmati kelelahan dari perjuangan tadi, bidan dan perawat lainnya melakukan perawatan pada ibu post partus, ayah yang tak pernah berhenti tuk senyum melihat bayinya, mengumandangkan adzan untuk jagoan kecilnya, waktu itu sibayi menjadi seleb dadakan semua orang yang berkunjung ingin menggendong, menciumi, memfoto, foto sang bayi langsung diupload jadiin dp di profil bbm, tapiii bayi tak bisa lama-lama digituin, bayi harus segera masuk box supaya hangat dan nyaman.

Namun tahu kah kau bayi??? sebenarnya kelahiran hanyalah nama bagi peralihanmu dari alam rahim ke Alam dunia. Kau tidak dilahirkan dalam pengertian yang sebenarnya, kau hanya mengalami peralihan, dari rahim ibumu menuju rahim yang lebih besar lagi : rahim semesta.

Ibu-ibu yang partus memang kebanyakan pada malam hari kalau gak menjelang subuh, sampai-sampai kami memang tak tidur karena bayaknya ibu partus dan dirujuk kerumah sakit bersalin dikarenakan tak bisa untuk partus normal harus operasi secsio secsaria. Capek memang, ketika itu disaat ibu ini baru selesai partus, eh... ibu yang itu dah pecah air ketubannya mana multipara pulaa... walaupun kami hanya mahasiswa praktek profesi tapi kami juga berperan penting disaat genting itu, apa yang bisa membantu dalam intranatal care kami lakukan dengan sigap sesuai kemampuan kami maka terbentuklah kerjasama yang solid dan kami pun dapat terus menambah ilmu serta mengasah skill kami sesuai kompetensi yang harus kami capai.

Semalaman suntuk tak tidur tak terasa fajar pun menyinsing, suara tangisan bayi sudah hening, sudah waktunya untuk menunaikan sholat subuh, lalu tak ada lagi waktu untuk istirahat, saatnya masak air untuk mandi para bayi-bayi, menyiapkan sarapan pagi untuk para ibu-ibu post partus, setelah air mendidih kamipun menyiapkan perlengkapan mandi untuk bayi lalu mengetuk pintu meminta izin kepada ibu dan keluarga unutk memandikan bayi mereka, mengambil bayi satu persatu, memandikannya, perawatan tali pusat, perawatan bayi, wahh... sangat menyenangkan, walaupun capek, tak tidur, tapi ketika melihat mereka para bayi rasanya semua hilang, mereka benar-benar penyihir terhebat untuk diriku.

Selesai semua memandikan, perawatan tali pusat, perawatan bayi dari memakai baju baru, popok baru, bedong baru, menyikat rambut bayi bagi bayi yang rambutnya tebal, mereka semua kelihatan sangaaaat maniiis dan menggemaskan *jadi pengen juga memiliki bayi hiks. Saatnya untuk post natal care dan memberikan susu pada bayi yang ASI ibunya belum keluar.

Tangisan adalah bahasa si bayi, ibu-ibu harus peka terhadap jenis tangisan pada bayi mereka, apakah bayi menangis karena haus, Buang air, bahkan bayi merasa tidak nyaman atau kesakitan. Disinilah peran kami sebagai perawat, kami memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai perawatan pada bayi termasuk juga perawatan pada ibu.

Ada suatu hal yang agak aneh, saiia yang masih muda belum punya pengalaman dan tidak mempunyai anak ataupun adik, saiia berusaha untuk mampu melakukan perawatan pada bayi dan ibu, ada beberapa ibu yang tidak begitu antusias dalam merawat bayinya sehingga saiia harus berulang kali untuk pergi ke ruangan menenangkan bayi. Tampaknya sang bayi merasa nyaman ketika saiia memperbaiki bedongnya, membersihkan pupnya, mengganti popok, memeluknya, menyuapi susu, menyendawakan hingga sang bayi tertidur lagi. Sungguh saiia sangat senang melakukan hal seperti itu. Harusnya walaupun anak pertama, para ibu-ibu sudah mampu untuk melakukan perawatan bayi setidaknya mampu untuk membedong dan ganti popok bayi, atau mungkin lebih tepatnya ibu-ibu yang hamil lebih baik mengikuti kelas ibu hamil, walaupun rata-rata ibu wanita karier, tapii setidaknya mengertilah bagaimana kodrat kita seorang WANITA, jika kita ingin belajar dan ingin jadi lebih baik pasti akan bisaa, begitu pun terhadap diri saya sendiriii.

Karenaa... WANITA itu istimewa, wanitalah yang melahirkan, membesarkan orang-orang hebat, wanitalah yang mendampingi para pria menjadi berhasil, wanita bisa melakukan apa yang dilakukan para pria, tapi pria belum tentu bisa melakukan apa yang dilakukan wanita, walaupun wanita hanya dibalik layar dengan kontribusi yang luar biasa, hmm... bagi saya itu kerend dan saya bangga menjadi wanita. J  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar